-
Anatomi tentang telur, Komposisi yang dimiliki oleh telur dan ikan, Kualitas dan penentuannya pada telur dan ikan, Penyimpanan dan produk olahan pada telur dan ikan dan abnormalitas pada telur dan ikan
- 1. Mengetahui anatomi tentang telur
-
- A. Susunan Telur
-
Telur adalah produk komersil yang boleh dikonsumsi oleh manusia yang berasal dari unggas dan non-unggas. Susunan yang dimilki oleh telu adalah sebagi berikut :
1) Kulit telur / kerabang / cangkang
2) Selaput kulit telur
3) Putih telur / albumen
4) Kuning telur
5) Rongga udara
- B. Gambar Anatomi Telur
Gambar 1. Bagian dari telur belum berembrio
- 2. Mengetahui komposisi yang dimiliki oleh telur dan ikan
- A. Komposisi Telur
Telur adalah sumber protein bermutu tinggi, kaya akan vitamin dan mineral. Protein telur termasuk sempurna, karena mengandung semua jenis asam amino esensial dalam jumlah cukup seimbang. Asam amino esensial sangat dibutuhkan oleh manusia, karena tidak dapat dibuat sendiri oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari makanan yang dimakan.
Telur juga mengandung vitamin A, vitamin B Kompleks, dan vitamin D. Di samping itu telur juga mengandung sejumlah mineral seperti zat besi, fosfor, kalsium, sodium, dan magnesium dalam jumlah yang cukup. Semua unsur ini sangat penting guna meningkatkan pertumbuhan tubuh pada anak-anak dan remaja. Anak balita setiap hari membutuhkan kurang lebih 15 gram protein hewani. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi apabila anak balita mengkonsumsi 2 butir telur ayam perhari. Protein sangat dibutuhkan untuk membangun sel tubuh dan memperbaiki sel tubuh yang rusak. Itulah sebabnya telur sering diberikan kepada anak kecil untuk membantu pertumbuhan badan, dan kepada orang yang dalam proses penyembuhan guna mengganti sel tubuh yang rusak. Macam-macam telur antara lain :
1) Telur ayam kampung
2) Telur ayam ras
3) Telur burung puyuh
4) Telur itik/bebek
5) Telur Mentok
Setelah mengetahui tentang susunan dan komposisi kimia adri telur, sifat dari telur itu sendiri adalah :
1) Kulit telur sangat mudah pecah, retak dan tidak dapat menahan tekanan mekanisme yang besar, sehingga telur tidak dapat diperlakukan secara kasar pada suatu wadah.
2) Telur tidak mempunyai bentuk ukuran yang sama besar sehingga bentuk ellipsnya memberikan masalah untuk penanganan secara mekanisme dalam suatu sistem yang kontinyu.
3) Udara kelembaban relatif dan suhu dapat mempengaruhi mutu terutama kuning telur dan putih telurnya dan menyebabkan perubahan-perubahan secara teknis dan bakteriologis.
4) Mutu isi bagaimanapun baiknya tetapi kenampakan luar berpengaruh dalam penjualan telur terutama mempengaruhi harganya.
Sebutir telur harganya sama dengan dua batang rokok namun serat dengan gizi dan vitamin untuk tambahan nutrisi ibu hamil/menyusui bisa didapatkan dari dua butir telur dan dua potong daging sapi per hari.
Tubuh kita sebenarnya butuh kolesterol cukup besar yaitu 1.000 s/d 1.500 gram sehari. Memakan telur dua butir sehari baru didapat 400 gram kolesterol, lebih dari itu kolesterol dalam telur berguna untuk membentuk garam-garam empedu yang diperlukan bagi pencernaan lemak yang berasal yang berasal dari pangan dan diperlukan sebagai komponen pembentukan hormon seksual.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang komposisi kimia pada telur, dicontohkan dibawah ini adalah komposisi kimia telur ayam adalah : Pada umumnya memiliki berat sekitar 50-57 gram perbutirnya, yang terdiri dari 11% bagian kulit telur, 50% bagian putih telur, 31% bagian kuning telur. Komposisi zat gizi telur ayam dalam 100 gram adalah sebagai berikut :
1) Kalori (kal) : 162,0 6) Fosfor (mg) : 180,0
2) Protein (g) : 12,8 7) Besi (mg) : 2,7
3) Lemak (g) :11,5 8) Vitamin A : 900,0
4) Karbohodrat (g) : 0,7 9) Vitamin B : 0,1
5) Kalsium (mg) : 54,0 10) Air (g) : 72
( Direktorat Gizi DepKes RI, 1979 )
Tabel 1. Nilai Gizi Telur
Bahan Makanan | Energi | Protein | Lemak | Karbo | Ca | P | Fe |
Telur ayam | 162 | 12.8 | 11.5 | 0.7 | 54.0 | 180 | 3.0 |
Telur ayam bagian kuning | 361 | 16.3 | 31.9 | 0.7 | 147.0 | 586 | 7.0 |
Telur ayam bagian putih | 50 | 10.8 | 0.0 | 0.8 | 6.0 | 17 | 0.0 |
Telur ayam lokal | 196 | 13.0 | 15.3 | 0.8 | 67.0 | 334 | 3.3 |
Telur ayam ras | 154 | 12.4 | 10.8 | 0.7 | 86.0 | 258 | 3.0 |
Telur bebek | 202 | 12.5 | 16.4 | 0.0 | 100.0 | 347 | 5.5 |
Telur bebek (telur itik) | 189 | 13.1 | 14.3 | 0.8 | 56.0 | 175 | 3.0 |
Telur bebek bagian kuning | 398 | 17.0 | 35.0 | 0.8 | 150.0 | 400 | 7.0 |
Telur bebek bagian putih | 54 | 11.0 | 0.0 | 0.8 | 21.0 | 20 | 0.0 |
Telur bebek diasin | 195 | 13.6 | 13.6 | 1.4 | 120.0 | 157 | 2.0 |
Telur penyu | 144 | 12.0 | 10.2 | 0.0 | 84.0 | 193 | 1.0 |
(Anggorodi, Ilmu makan ternak umum, 1987)
- B. Komposisi Ikan
Pada umumnya ikan telah diketahui sebagai sumber-sumber protein hewani. Prrotein ikan sangat diperlukan oleh manusia selain lebih mudah dicerna juga mengandung asam amino dengan pola yang hampir sama dengan pola asam amino yang terkandung dalam tubuh manusia. Komposisi kimia ikan sangat tergantung dari :
1) jenis ikan (Spesies)
2) musim penangkapan
3) kematangan seksual
4) jenis kelamin
5) Kondisi Lingkungan(Laut atau tawar)
6) Pakan ikan (Bila ikan produksi)
7) Populasi
8) Faktor penyakit ikan
Komposisi kimia yang terkandung dalam daging ikan sebenarnya sederhana. Oleh karena itu produk ikan hanya bertahan lebih pendek waktunya dibandingkan daging, susu dan telur. Lalu komposisi dari daging ikan adalah sebagai berikut :
1) Air : 60 – 84%
Tubuh ikan yang mengandung banyak kandungan air yaitu kurang lebih 80% (komponen utama) dan pH tubuh yang mendekati netral, merupakan salah satu keburukan dari ikan. Hal tersebut merupakan salah satu kerugian dari daging ikan. Kadar air yang tinggi dan pH mendekati netral, merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri pembusuk dan mikroorganisme lain. Oleh karena itu ikan lebih mudah dan cepat membusuk dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya.
Kandungan air akan turun pada saat ikan lapar. Jika kandungaan air rendah, maka kandungan lemak tinggi. Titik beku daging bukan 0oC karena ada senyawa kimia terlarut maka suhunya menjadi -1,1oC. Pada suhu -8oC baru sekitar 90% air pada ikan yg membeku. Air dalam jaringan daging ikan terikat kuat oleh senyawa koloidal dan kimiami tidak mudah bebas (co. ikan segar). Kekuatan ikatan akan jauh berkurang apabila sudah terjadi pembusukan sehingga air mudah bebas
2) Protein : 18 – 30%
Kandungan protein pada daging ikan cukup tinggi yaitu dengan rata-rata 20% dan tersusun oleh sejumlah asam amino yang berpola mendekati pola kebutuhan asam amino di dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, lkan mempunyai nilai biologis (NB) yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, daging ikan mempunyai nilai biologis sebesar 90%. Nilai biologis merupakan perbandingan dari jumlah protein yang dikeluarkan oleh tubuh. Artinya, jika misalnya dalam tubuh ikan ada 100% protein, maka 90% protein akan terserap oleh tubuh dan hanya 10% sisanya. Dalam daging ikan terdapat 3 kelompok protein yaitu :
a) Salt soluble protein (SSP) : protein yang larut dalam larutan encer garam kuat dan tidak larut dalam air (aktomiosin)
b) Water soluble protein (WSP): larut dalam air (albumin)
c) Stroma protein: prot yg tdk larut dlm air dan lar. Garam, tdk larut dlm NaOh dan HCl (kolagen, elathin)
Dalam protein daging ikan itu sendiri terkandung macam proein yang menyusunnya yaitu terdiri dari:
a) Protein sarkoplasma (miogen): 20-30%
b) Protein miofibril: 65-75%
c) Protein stroma: 5-8 %
Tabel 3. Komposisi Fraksi protein beberapa spesies ikan
Jenis ikan | Fraksi protein dari protein total | ||
sarkoplasma (%) | miofibril (%) | stroma (%) | |
Cod | 21 | 76 | 3 |
Mas | 23-25 | 70-72 | 5 |
Pipih | 18-24 | 73-79 | 3 |
3) Lemak : 0,1 – 2,2%
Meskipun daging ikan mempunyai kandungan lemak yang cukup tinggi yaitu 0,1 – 2,2%, akan tetapi lemak yang terkandung di dalamnya merupakan lemak tak jenuh yang sangat dibutuhkan oleh manusia yang mempunyai kadar kolestrol yang sangat rendah, oleh karenanya orang yang mengidap kolesterol tinggi tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsi ikan.
Asam lemak tak jenuh mempunyai sifat mudah mengalami oksidasi, sehingga timbul bau tengik pada tubuh ikan, terutama pada produk hasil awetan yang disimpan tanpa menggunakan antioksidan. Proses oksidasi dipercepat dengan adanya cahaya, iradiasi, logam berat, senyawa heme radikal bebas. Kandungan asam lemak tidak jenuh berderajat tinggi (poly unsaturated fatty acid/PUFA) terdapat pada ikan darat sebesar 70% dan ikan laut sebesar 88%. Walau ikan mengandung rata-rata 15% lemak yang terdiri dari 1/3 asam lemaknya adalah asam lemak jenuh dan mengandung 50 -100 mg kolesterol/100 g ikan. Ikan dipandang dari sudut kesehatan (berdasarkan studi ahli Denmark terhadap orang Eskimo): yaitu ikan mengandung :
a) Asam lemak omega-3 C20 dan C22
b) Asam lemak EPA (eicosapentaenoic) yang efek positif terhadap pembuluh darah
c) Asam lemak DHA (docosahexaenoic) dapat mengubah sifat adesif trombosit
Dalam daing ikan merah kandungan lebih tinggi dibanding daging putih. Sususnan lemak ikan terdiri dari :
a) Lemak sederhana yaitu trigliserida (95%)
b) Lemak komplek yaitu sterol, fosfolipid
c) Pada asam lemaknya lebih banyak rantai asam > 18 atom C (kebanyakan asam lemak C20 dan C22)
d) Mengandung 17-21% asam lemak jenuh (terutama palmitat, miristat, stearat)
e) 79-83% asam lemak tidak jenuh (terutama arakhidonat)
4) Karbohidrat : 0,0 – 1,0%
Dalam daging ikan karbohidrat tersimpan dalam bentuk glikogen yang natinya akan berubah menjadi asam laktat dengan proses glikolisis anaerob. Kadar glikogen ini sendiri bergantung pada cara penangkapan/cara kematian ikan. Adapun contohnya adalah :
a) kadar glikogen 0,6% (dibunuh dengan penusukan saraf penggerak segera setelah ditangkap)
b) kadar glikogen 0,34% (dibunuh dengan memotong kepala)
c) kadar glikogen 0,11 (mati setelah menggelepar)
5) Vitamin dan mineral : sisanya
Daging ikan mempunyai sejumlah mineral yang dibutuhkan tubuh manusia yaitu sebagai contoh : K, Cl, P, S, Mg, Ca, Fe, Ma, Zn, F, Ar, Cu, dan Y. Selain itu ikan juga mengandung vitamin A dan D dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan manusia ( Liviawati dkk, 1989).
Tabel 2. Komposisi Kimia Ikan Laut
Spesies | Jenis daging | Air (%) | Lemak (%) | Protein (%) |
TUNA(Thunnus thynnus) | merahputih | 66,468,5 | 6,74,6 | 22,925,1 |
SARDIN(Sardinops melanostica) | merahputih | 70,072,0 | 12,82,9 | 15,923,1 |
MACKEREL(Scomber scrombus) | merahputih | 54,265,5 | 29,713,1 | 21,215,5 |
HERRING | merah | 57,8 | 28,2 | 15,5 |
COD | merahputih | 77,878,4 | 2,50,5 | 18,619,9 |
HALIBUT | merahputih | 62,077,7 | 27,37,0 | 11,314,5 |
HIU | merahputih | 75,676,4 | 1,20,7 | 23,723,9 |
(Braekkan, 1976)
- 3. Mengetahui kualitas dan penentuannya pada telur dan ikan
- A. Pemeriksaan telur
Bertujuan untuk mengetahui kualitas telur yaitu kualitas eksterior (luar) dan kualitas dalam (inferior). Keduanya dapat dilakukan dengan peneropongan telur menggunakan box dengan lampu pijar didalamnya. Penilaian kualitas telur antara lain adanya embrio, kedalaman rongga udara, kecerahan kuning telur dan kesegaran isi telur. Kedalaman rongga udara dapat dibagi atas tiga kategori kualitas, yaitu :
1) kedalaman 0,3 cm : kualitas AA
2) kedalaman 0,5 cm : kualitas A
3) kedalaman lebih dari 0,5 cm : kualitas B
- B. Standart Kualitas Telur
Standar kualitas telur ayam perlu diterapkan dalam pemasaran telur terutama untuk memudahkan konsumen dalam menentukan pilihannya sehingga akan lebih memberi kepuasan pada konsumen dan lebih memberikan kepastian mutu telur. Selain itu standar kualitas juga bermanfaat untuk mencegah beredarnya/pemasaran telur yang tidak sesuai untuk bahan pangan atau membahayakan konsumen. Berdasarkan mutu telur dibedakan menjadi tiga : 1) mutu kelas 1, 2) mutu kelas 2 dan mutu kelas 3
Telur yang bagus mempunyai beberapa persyaratan yang memberikan bukti kebaikan telur tersebut. Adapun persyaratannya adalah :
1) Kebersihan telur
a) Telur yang kotor dibersihkan dengan kain lap yang bersih dan kering
b) Bila terpaksa dicuci harus dengan Air pencuci harus hangat, 350C dan bersih atau dengan menggunakan deterjen khusus untuk telur. Setelah dicuci harus segera dikeringkan.
c) Bahan pembantu harus tidak membahayakan kesehatan, tidak berbau, tidak menjadi medium pertumbuhan MO dan tidak menurunkan kualitas.
d) Produk berkualitas (SNI 01-3926-1995).
Pemeriksaan kulit telur untuk mengetahui adanya keretakan halus dan spesifik grafiti. Pemeriksaan keretakan halus dilakukan dengan cara peneropongan. Adanya keretakan halus menunjukkkan kualitas telur yang buruk/kurang baik karena kulit atau cangkang telur tipis.
Spesifik grafity untuk mengetahui kualitas kulit telur dan berat jenisnya. Angka spesifik grafity yang digunakan dalam praktikum adalah : 1,060; 1,070; 1,075; 1,085 dan 1,090. Apabila spesifik grafitinya lebih dari 1,075 atau semakin besar maka kualitas telur (kulit) baik. Karena berat jenis telur hampir sebagian dipengaruhi oleh berat jenis cangkang/kulit telurnya.
Banyak orang beanggapan bahwa telur ataupun daging itik, kualitasnya lebih inferior dibandingkan dengan telur ayam maupun daging telur. Anggapan ini pada dasarnya tidak tepat sebab sekalipun ada kesan aroma yang lebih anyir namun sejauh ini diketahui dari penyelidikan- penyelidikan, bahwa kandungan zat-zat di dalamnya hampir sama dengan ayam.
Telur itik rata-rata lebih berat dibandingkan dengan telur ayam (telur ayam antara 55-60 gram sedangkan telur itik antara 65-75 gram). Kulit telur itik lebih tebal dibandingkan dengan telur ayam, jumlah porinya juga lebih sedikit dengan membran dalam yang lebih tebal pula. Hal ini memungkinkan lebih lambat berlangsungnya proses dehidrasi sehingga telur itik dapat bertahan lama dalam penyimpanan. Beberapa peneliti berkesimpulan bahwa ketahanan simpan telur itik kira-kira 20% lebih lama dibandingkan dengan ketahanan simpan telur ayam dalam kondisi lingkungan sama.
Kadar kolesterol telur itik ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan telur ayam, yaitu sebesar 16,2 mg per gram kuning telur atau 435 mg per butir telur, sedangkan pada ayam 14 mg per gram kuning telur atau 243,5 mg per butir telur (Bair & Marion, 1978).
- C. Penetuan kualitas telur
Dalam menentukan kualitas telur dibutuhkan teknik dan ketelitian yang cukup untuk mendapatkan telur yang berkualitas. Adapun cara menentukan kualitas telur adalah :
1) Penentuan Kualitas Isi Telur
a) Peneropongan
Prinsip : merupakan pemeriksaan telur dengan cahaya
Tujuan : Bagipembeli, berguna untuk menghindari agar tidak tertipu membeli telur yang telah dierami.
b) Haugh unit (HU)
Prinsip : Merupakan satuan yang digunakan untuk mengetahui kesegaran isi telur pada bagian putih telur.
|
Cara : telur dipecah, lalu ketebalan putih telur diukur dengan alat mikrometer. Interpretasinya adalah telur segar mempunyai putih telur tebal Rumus :
HU : haugh unit
H : tinggi putih telur (mm)
W : bobot telur (gram)
G : gravitasi (feet/detik)
Penentuan kualitas telur berdasarkan HU (USDA)
HU < 31 : C
HU 31 – 60 : B
HU 60 – 72 : A
HU > 72 : AA
c) Kecerahan kuning telur
Tujuan : untuk mengukur kualitas kuning telur digunakan alat Roche yolk colour fan.
Cara pengukuran:
- kuning telur tinggal dicocokkan dengan warna pada alat tsb.
- Warna telur yang baik: berada pada kisaran angka 9 -12
Gambar 2. Alat penetu kuning telur yaitu Roche yolk colour fan
2) Penentuan Kualitas Kulit Telur
a) Specific gravity
Cara pengukuran : Telur dimasukkan ke dlm keranjang berongga , lalu selanjutnya keranjang yg berisi telur dimasukkan ke dalam ember yg berisi larutan garam dengan beberapa tingkat keenceran dan diurutkan mulai dari larutan garam yang terencer (specific gravitynya terendah). Pd larutan dgn specific grafity berapakah telur mulai mengambang. Bila telur banyak yang mengambang pd specific grafity di atas 1.075 maka kualitas telur baik.
b) Peneropongan
Selain untuk mengetahui kualitas isi telur, peneropongan dapat digunakan untuk membantu mengetahui kualitas isi telur, misal mengetahui retak halus.
Tabel 3. Kriteria Penentuan Kualitas Telur
Bagian telur | Kualitas telur | ||
AA | A | B | |
Ruang udara | 0,3 cm atau lebih kecil | 0,5 cm atau lebih kecil | >0,5 cm |
Kuning telur | Letak terpusat baik, Kuning jernih, Bebas dari noda | letak terpusat baik, kuning jernih, kadang ada sedikit noda | Letak tidak terpusat, Kurang jernih, Kadang ada noda |
Putih telur | Jernih dan Pekat | Jernih dan Agak pekat | Jernih dan Encer |
Kulit telur | Bersih, Tidak retak, Bentuk normal | Bersih, Tidak retak, Bentuk normal | Terang, ada sedikit noda, Tidak retak, Bentuk kadang tidak normal |
- D. Pemeriksaan Kualitas Ikan
Tabel 4. Ciri utama ikan segar dan ikan yang mulai busuk
Bagian tubuh | Ikan segar | Ikan busuk |
Kulit | – warna kulit terang dan jernih- Kulit masih kuat membungkus tubuh, tidak mudah sobek, terutama pada bagian perut- Warna-warna khusus yg ada masih terlihat jelas | – kulit berwarna suram, pucat dan berlendir banyak- kulit mulai kelihatan mengendur di beberapa tempat tertentu- kulit mudah robek dan warna-warna khusus sudah hilang |
Sisik | sisik menempel kuat pada tubuh sehingga sulit dilepas | sisik mudah terlepas dari tubuh |
Mata | mata tampak terang, jernih, menonjol dan cembung | mata tampak suram, tenggelam dan berkerut |
Ingsang | – insang berwarna merah sampai merah tua, terang dan lamella insang terpisah- insang tertutup oleh lendir berwarna terang dan berbau segar seperti bau ikan | – Insang berwarna coklat suram atau abu-abu dan lamella insang berdempetan- lendir insang keruh dan berbau asam menusuk hidung |
Daging | – daging kenyal, menandakan rigor mortis masih berlangsung- daging dan bagian tubuh lain berbau segar- bila daging ditekan dengan jari tidak tampak bekas lekukan
– daging melekat kuat pada tulang – daging perut utuh dan kenyal – warna daging putih |
– daging lunak, menandakan rigor mortis telah selesai- daging dan bagian tubuh lain mulai berbau busuk- Bila ditekan dengan jari tampak bekas lekukan
– daging mudah lepas dari tulang – Daging lembek dan isi perut sering keluar – daging berwarna kuning kemerah-merahan terutama disekitar tulang punggung |
Keberadaan dalam air | ikan segar akan tenggelam | Ikan akan mengapung di permukaan air |
- E. Penentuan Kualitas Ikan
Ada berbagai metode ilmiah yang digunakan untuk menentukan kesegaran ikan. Salah satu metode yang terbaru adalah metode skor indikasi kualitas (Quality Index Method/QIM). Dalam menentukan kesegaran ikan, metode itu menggunakan beberapa indikator, seperti penampakan, tekstur, bau, dan warna yang dinilai secara kualitatif. Nilai tersebut berupa skor berskala nol (kualitas ikan sangat segar) hingga tiga (kualitas ikan sangat buruk).
Selain metode QIM, ada teknik mengamati kesegaran ikan melalui aspek mikrobiologi menggunakan metode Total Bacterial Counts (TBC). Metode itu digunakan untuk mengungkapkan jumlah bakteri pada ikan. Selama proses penyimpanan, jumlah bakteri akan terus berkembang. Sebagai contoh, peningkatan bakteri pada ikan salmon segar. Sesaat setelah ikan ditangkap hingga 96 jam setelah itu dan ikan disimpan dalam ruangan bersuhu 10-21,1 derajat celcius, mikroorganisme dalam tubuh ikan jumlahnya mencapai 155 juta per gram. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bakteri yang terdapat pada lendir ikan salmon segar jumlahnya mencapai 370 organisme per mililiter. Jumlah itu meningkat menjadi 1.950 organisme per mililiter setelah dua jam. Sedangkan, berdasarkan pengamatan selama 24 jam, jumlah bakteri bertambah menjadi 3,9 x 109 organisme per mililiter pada kondisi suhu 16,7 derajat celcius. Metode ini biasa digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba, termasuk bakteri dan jamur. (Warsono, 2009).
Metode lain untuk menentukan kesegaran ikan adalah dengan mencari tahu nilai Total Volatile Basic Nitrogen (TVBN). Komisi Eropa menjelaskan bahwa nilai TVBN dapat digunakan sebagai penilaian peningkatan nilai kebusukan ikan. Metode itu juga digunakan untuk melakukan uji smart packaging apabila dinilai hasilnya meragukan. Metode tersebut untuk mengetahui komponen volatil (gas) sebagai bentuk akhir dari proses perubahan biokimia kemunduran mutu ikan. Komponen volatil tersebut berasal dari sumber protein ikan berupa asam amino yang membusuk. Sedangkan penggunaan TVBN lebih ditekankan untuk mengetahui kadar nitrogen yang keluar dari ikan. Nilai TVBN yang telah melewati ambang batas kebusukan ikan, yakni sebesar 29,9 miligram nitrogen per 100 gram pada hari ke-8. Artinya bila nilai TVBN melampaui ambang batas, sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Perangkat lain yang juga biasa digunakan untuk menguji smart packaging adalah nilai keasaman ikan. Ketika ikan mati, konsentrasi asam laktat dalam daging meningkat dan menyebabkan nilai pH menurun dari kondisi normal (7,0). Hal tersebut disebabkan ketika ikan mati, bakteri pembusuk tumbuh dengan cepat. Hasil penelitian terhadap ikan atlantik cod mati membuktikan teori itu. Pada ikan tersebut diketahui konsentrasi asam laktat dalam daging meningkat dan menyebabkan nilai pH turun menjadi 6,8 ( Huss, 1998).
- 4. Menegatahui penyimpanan dan produk olahan pada telur dan ikan
- A. Penyimpanan
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta vitamin, dan mineral. Nilaitertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti : besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60 % dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat. Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur.
Umumnya telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari 2 minggu di ruang terbuka. Kerusakkan tersebut meliputi kerusakan yang nampak dari luar dan kerusakan yang baru dapat diketahui setelah telur pecah. Kerusakan pertama berupa kerusakan alami (pecah, retak). Kerusakan lain adalah akibat udara dalam isi telur keluar sehingga derajat keasaman naik. Sebab lain adalah karena keluarnya uap air dari dalam telur yang membuat berat telur turun serta putih telur encer sehingga kesegaran telur merosot. Kerusakan telur dapat pula disebabkan oleh masuknya mikroba ke dalam telur, yang terjadi ketika telur masih berada dalam tubuh induknya. Kerusakan telur terutama disebabkan oleh kotoran yang menempel pada kulit telur. Cara mengatasi dengan pencucian telur sebenarnya hanya akan mempercepat kerusakan. Jadi pada umumnya telur yang kotor akan lebih awet daripada yang telah dicuci. Penurunan mutu telur sangat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan dan kelembaban ruang penyimpanan. Prinsip pengawetan telur adalah untuk :
1) Mencegah masuknya bakteri pembusuk ke dalam telur;
2) Mencegah keluarnya air dari dalam telur.
Beberapa proses pengawetan telur utuh yang diawetkan bersama kulitnya antara lain :
1) proses pendinginan;
2) proses pembungkusan kering;
3) proses pelapisan dengan minyak;
4) proses pencelupan dalam berbagai cairan.
- Produk olahan telur
1) Telur asin
Telur asin adalah telur utuh yang diawetkan dengan adonan yang dibubuhi garam. Ada 3 cara pembuatan telur asin yaitu :
a) Telur asin dengan adonan garam berbentuk padat atau kering;
b) Telur asin dengan adonan garam ditambah ekstrak daun teh;
c) Telur asin dengan adonan garam, dan kemudian direndam dalam ekstrak atau cairan teh.
Dengan pengasinan telur ini memepunyai beberapa keuntungan yaitu sebagi berikut :
a) Telur yang diasinkan bersifat stabil, dapat disimpan tanpa mengalami proses perusakan.
b) Dengan pengasinan rasa amis telur akan berkurang tidak berbau busuk, dan rasanya enak.
Skema 1. Cara Pembuatan Telur Asin
2) Pengasapan telur
Pengasapan merupakan salah satu metode pengawetan makanan yang digabungkan dengan proses penggaraman (perendaman dalam air garam). Makanan diasapi dengan panas dan asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu, dan tidak diletakkan dekat dengan api agar tidak terpanggang atau terbakar (Margono dkk., 1993). Menurut Adawyah (2007) pengasapan akan menghasilkan senyawa asap dalam bentuk uap dan butiran-butiran tar yang akan menempel pada ikan dan terlarut dalam lapisan air, sehingga terbentuk aroma dan rasa yang khas pada produk. Proses pengasapan yang dilakukan ini selain menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan memperbaiki flavor juga menghambat oksidasi lemak. Pengasapan pada pengolahan ikan untuk mendapatkan rasa dan aroma tertentu. Pengasapan secara tradisional meliputi perlakuan pendahuluan yaitu penggaraman, pemfiletan ikan dengan asap kayu. Dalam perkembangannya pengasapan digunakan untuk mendapat produk makanan olahan dengan rasa tertentu (Hong et al., 2008).
Pengasapan dibagi menjadi dua jenis, yaitu cara tradisional dan cara dingin. Pada cara tradisional, asap dihasilkan dari pembakaran kayu atau biomassa lainnya (misalnya sabut kelapa, serbuk akasia, dan serbuk mangga). Pada cara basah, bahan direndam di dalam asap yang sudah dicairkan yang disebut juga asap cair (Kemal, 2001).
Sampurno (2006) mengkategorikan asap cair sebagai ‘gras’ atau generally recognized as safe atau secara umum aman dikonsumsi. Menurut Lestari (2008) asap cair ini dapat diaplikasikan dengan penyemprotan (air spray), penguapan (vaporing), pengolesan, dan pencelupan atau pencampuran ke dalam bahan pangan yang diproses. Hal ini dikarenakan produk pengawet tersebut tidak mengandung senyawa yang membahayakan kesehatan. Setiaji (2006) menambahkan bahwa senyawa fenolat–fenol rantai panjang– yang terkandung dalam asap cair bukanlah senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Satu-satunya senyawa dalam asap cair yang kurang baik bagi kesehatan yakni Benzo (a) pirin atau yang biasa disebut tar. Namun senyawa ini sudah dihilangkan pada proses awal pembuatan.
Adawyah (2007) menjelaskan beberapa kelebihan penggunaan asap cair yaitu dapat menghasilkan produk yang seragam dengan konsentrasi yang lebih tinggi, dapat mengontrol aroma, dapat diaplikasikan pada berbagai jenis bahan pangan, dapat menghemat penggunaan kayu, sehingga dapat mengurangi polusi.
3) Telur pindang
Untuk menjaga kesegaran dan mutu isi telur, diperlukan teknik penanganan yang tepat, agar nilai gizi telur tetap baik serta tidak berubah rasa, bau, warna, dan isinya.
Diolah dengan cara perebusan telur dalam larutan ekstrak daun jambu biji, jambu batu, atau sabut kelapa dan garam. Adapun caranya adalah :
a) Cuci telur segar atau mentah sebanyak 3 0 butir;
b) Buat larutan garam 6%~10% (60 sampai 100 gram dalam 1 liter air);
c) Rebus telur dalam larutan garam, kemudian masukkan daun salam dan daun jambu biji atau serabut kelapa sebanyak yang telah ditentukan. Apabila telur sudah setengah matang (kira-kira 10 menit perebusan), lakukan peretakan kulit telur (dengan cara memukul-mukulnya) sehingga kulit telur menjadi retak;
d) Teruskan perebusan sampai 20 menit. Pemasakan tersebut dilakukan sampai warna permukaan kulit telur menjadi coklat kehitaman lalu dinginkan.
4) Acar telur
Acar telur adalah telur masak yang dikuliti dan direndam dalam adonan bumbu (cuka, gula, cabai, dan merica). Sehingga awet dan siap dimakan. Biasa disimpan dalam botol selai atau stoples.
Skema 2. Cara Pembuatan Pengacaran Telur
- Pengawetan pada ikan
1) Dasar pengawetan ikan
Mempertahankan kesegaran dan mutu ikan selama dan sebaik mungkin. Hampir semua cara pengawetan/pengolahan ikan meninggalkan sifat-sifat khusus pada setiap hasil awetan/olahannya. Hal ini disebabkan oleh berubahnya sifat-sifat, bau (odour), cita rasa (flavour), wujud atau rupa (appearance), dan tekstur (texture) daging ikan.
2) Tujuan pengawetan ikan
a) Mencegah proses pembusukan pada ikan, terutama pada saat produksi melimpah
b) Meningkatkan jangkauan pemasaran ikan
c) Melaksanakan diversifikasi pengolahan produk-produk perikanan
d) Meningkatkan pendapatan nelayan atau petani ikan, sehinngga mereka terangsang untuk melipatgandakan produksi
3) Cara-cara pengawetan pada ikan
a) Menggunakan suhu rendah, Bakteri pembusuk hidup diligkungan bersuhu 0 – 30°C. bila suhu diturunkan dengan cepat maka aktivitas bakteri akan terhambat atau berhenti sama sekali.
b) Menggunakan suhu tinggi, Aktivitas bakteri pembusuk dapat dihentikan dengan suhu tinggi (80 – 90 ° C). Mis ikan asap dan ikan kaleng
c) Mengurangi kadar air, dapat dilakukan dengan cara:
- Menggunakan udara panas; penjemuran, oven atau alat pengering khusus (mechanical drier)
- Menggunakan proses osmosa; konsentrasi (tekanan osmotik) air di dalam dan di luar tubuh ikan berbeda, mis proses penggaraman
- Menggunakan tekanan; tekanan mekanis misal: pada kecap ikan, tepung ikan.
- Menggunakan panas; pengasapan dan perebusan.
- Menggunakan zat antiseptik; asam asetat (cuka), natrium benzoat, natrium nitrat dan natrium nitrit.
- Menggunakan ruang hampa udara; tujuannya untuk menghindari terjadinya oksidasi lemak yang sering menimbulkan efek bau tengik.
- 5. Mengetahui abnormalitas pada telur dan ikan
- A. Abnormalitas pada Telur
Cacat ini sudah jelas dari eksternal langsung pengamatan / Candling dan penting untuk evaluasi bagi produsen dan konsumen. Itu juga merupakan kriteria utama untuk memilih telur menetas. Ini mungkin sebagai :
1) Misshaped Telur : Jika kualitas albumen sangat miskin dan tidak ada suara fondasi yang membangun cangkang yang sejati; Hasilnya dapat khas ‘berkerut’ shell khas dari penyakit virus tertentu. Misshaped telur juga dapat timbul karena alasan lain. yaitu shell bisa pecah dalam cangkang kelenjar selama proses pembentukan; Kerusakan sebagian dapat diperbaiki tetapi bentuk-bentuk tonjolan di sekitar pusat telur (sebuah khatulistiwa tonjolan). Setiap faktor yang menyebabkan gangguan pada burung-burung 10-14 jam sebelum telur diletakkan kemungkinan akan meningkatkan kejadian kesalahan ini.
2) Coated Shell: Tambahan kalsium dapat disimpan ke beberapa telur kalsium menyebabkan percikan berwarna merah muda atau telur. Biasanya kesalahan ini disebabkan oleh sisa telur dalam cangkang kelenjar untuk periode yang diperpanjang. Sering kali ternak muda hanya datang ke produksi sangat rentan terhadap cacat ini. Setiap menekankan atau gangguan pada saat telur diletakkan karena akan mendorong burung untuk mempertahankan telur.
3) Telur dikupas kasar: Dalam beberapa kasus, mungkin dua butir telur dalam cangkang kelenjar pada waktu yang sama yang dapat menyebabkan bentuk telur dikupas kasar sering disebut sebagai ‘sasaran’ atau ‘thumb-print’ type. Masalah ini juga dapat mengakibatkan ‘tinggi dan kurus’ telur. Ada jenis lain dikupas kasar telur, termasuk dengan jerawat atau amplas-jenis tekstur.
4) Soft and Weak Shelled Eggs: Lemah lembut dan dikupas Telur: Lembut dan lemah telur dapat dikupas Dalam kasus tersebut, induk ayam mungkin tidak berbaring telur pada satu hari, tetapi mungkin berbaring berlapis baik dan lembut-shelled telur pada berikutnya.
5) Retak Telur: Telur mudah rusak setelah telur diletakkan dan cracking adalah salah satu alasan paling umum untuk merendahkan. Ini mungkin disebabkan oleh tidak cukup baik untuk kulit telur yang diletakkan atau penanganan yang buruk yang mungkin terjadi selama pengumpulan, penilaian atau transportasi. Tiga jenis utama retak diidentifikasi :
a) Hairline cracks.Retak garis rambut yang paling sulit untuk mengidentifikasi, terutama dalam telur sangat segar. Terampil Candling diperlukan bersama-sama dengan kondisi kerja yang ideal. Retak garis rambut biasanya disebabkan oleh telur bertabrakan dengan permukaan yang tidak fleksibel.
b) Star cracks.Bintang retak mungkin sering terlihat di bawah cahaya normal meskipun mereka lebih asily dilihat selama Candling. Sebuah titik pusat dampak dapat dilihat dan bintang sering retak akibat tabrakan antara telur.
c) Pinhole and toe-hole cracks Lubang jarum-lubang dan celah-celah jari kaki dapat disebabkan baik oleh burung-burung itu sendiri atau oleh tonjolan tajam yang mungkin datang ke dalam kontak dengan telur. Ada bukti bahwa sebuah kesalahan yang muncul serupa mungkin terjadi sebelum telur diletakkan.
d) Dirty and Glazed Shells: Kotor dan Glazed Shell: Setelah telur diletakkan, hal itu dapat menjadi terpengaruh dengan berbagai kontaminan termasuk bahan kotoran, debu, lumpur, sampah (non-sistem kandang), darah dan isi telur lainnya.
e) Body Checks: Tubuh Cek: Kadang-kadang selama pembentukan sel telur, telur retak sementara masih dalam tubuh ayam.
f) Abnormalitas lain diantaranya :
- Telur tanpa kuning telur
- Telur didalam telur
- Blood spot/ noda darah
- Meat spot/ noda daging
- Telur dgn kerabang lunak
- Kerabang Tipis
- Kerabang keras
- Yolk tidak berwarna
B. Abnormalitas pada Daging ikan
1) Ciri ikan segar yang mengandung formalin: badan ikan kaku, sulit dipotong, tahan lama sampai tiga hari tanpa kerusakan dalam suhu kamar, ikan memiliki insang berwarna merah tua tidak cemerlang, warna daging putih bersih. Untuk ikan segar tanpa formalin memiliki insang berwarna merah segar, dan cepat busuk jika didiamkan lebih dari 1 hari.
2) Ciri – ciri ikan yang sudah busuk :
- i. Mata suram, kelabu terbenam dan tenggelam karena tertutup lendir
- j. Sisik suram dan mudah lepas
- k. Warna kulit suram/ buram dengan lendir tebal
- l. Lendir ikan yang busuk berubah warna kekuningan dengan bau tidak sedap. Selain itu ikan busuk lendirnya mengering dan berwarna putih susu.
- m. Insang berwarna kelabu atau coklat, dengan lendir tebal, lengket dan berbau.
- n. Dinding perut lembek
- o. Warna keseluruhan suram dan berbau busuk (Setyo, 2008)
- p. Ikan yang telah mulai membusuk akan mengapung jika dimasukkan ke dalam air.
- q. Kondisi ikan busuk banyak terdapat parasit, badannya banyak luka dan patah-patah (Anonymous, 2009).